Kamis, 08 Juli 2010

Catatan Inspirasi Kaum Intelektual


akhir-akhir ini aku banyak membaca, seharian aku bisa tahan duduk berlama-lama di perpustakaan kampusku. malamnya aku lanjutkan dg menonton film-film yg menurutku dapat mengisi pikiran dan jiwa ku, seperti film Gie dan film Confucius yg paling terakhir...

entah kenapa, perasaanku rasanya tidak enak, seperti hendak membuka kotak pandora, kegusaran demi kegusaran terus aku temui,padahal tadinya aku hanya sebatas coba belajar dr sejarah masa lalu, tapi ternyata saat aku coba 'merasakan' situasi saat itu entah kenapa justru aku pun merasakan hal yg serupa di kehidupan saat ini, ya kehidupan yg tak kunjung pd situasi yg ku idealkan, setidaknya dalam benakku sendiri...

rentetan berita ataupun peristiwa terus menerus memborbardir pikiranku setiap hari bahkan setiap detik (detik.com) berbagai persoalan ttg kemanusiaan terus mewarnai lembaran-lembaran koran dan media lainnya yg ku baca hampir setiap pagi (hari), serasa tak ada habisnya semua masalah itu...
jangan muluk2 melihat masalah DUNIA yg begitu rumit itu, masalah yg ada di negeri ku sendiri saja sudah sangat menyita pikiran dan akal sehat semua kaum intelekual termasuk aku.

aku terus bertanya dalam diri apakah ujung dr teka-teki ini? teka-teki ttg keresahan2 ini..
bila Budha pernah berkata bahwa 'hidup adalah penderitaan', maka aku pun agaknya cukup setuju dg pernyataan itu, walaupun aku tidak akan pernah mau hidup dalam penderitaan, setidaknya kita harus mau merubah situasi yg ada, sekacau apapun kondisi yg terlanjur terjadi ini, mungkin kita punya kesempatan / peluang untuk merubahnya menjadi lebih baik seperti yg pernah Tuhan titahkan dalam firmanNya bahwa Dia akan merubah nasib suatu kaum (manusia) jika manusia itu mau mengubah nasibnya dg usahanya sendiri.. ya itulah janji Tuhan yg patut kita yakini???

berita tentang korupsi, degradasi moral, perang atas nama agama, suku, golongan, dsb hanyalah segelintir dari sekian banyak masalah yg manusia cipta sendiri, yg pada muaranya adalah penyiksaan atau penindasan antara manusia itu sendiri. nyatanya bumi kita ini masih belum berubah dr sejak terciptanya, dari awal keturunan Adam, dimana kedua anaknya saling membunuh demi memuaskan nafsu dan egoismenya, kemudian terus berlanjut hingga jaman yg sudah telampau modern ini, ya semua manusia terus saja saling sikut dan saling membunuh demi mendapat kepuasan 'manusiawinya'

lalu apa yg mesti kita (aku) perbuat?
apakah kita harus pasrah dg kenyataan ini? pasrah dg semua penindasan, semua kejahatan yg mendominasi kehidupan di dunia ini?

aku yg (masih) sebagai seorang mahasiswa yg sering disebut-sebut sebagai salah satu bagian dari kaum intelektual, mungkin hanya bisa bergumam sambil mengerutkan dahi,

disaat seperti inilah seharusnya kaum intelektual bertindak, berbuat sesuatu, bidang seorang sarjana adalah berfikir dan mencipta yang baru, mereka harus bisa bebas di segala arus masyarakat yg kacau, tetapi mereka tidak bisa lepas dr fungsi sosialnya, yakni bertindak demi tanggungjawab sosialnya apabila keadaan telah mendesak. Kaum intelektual yg terus berdiam didalam keadaan yg mendesak telah melunturkan semua kemanusiaan. Bahwa kita mati itu bukan soal, setidaknya kita telah memenuhi panggilan seorang pemikir.
Tetapi apa yg lebih puitis selain bicara tentang kebenaran?
Kita harus terus mempublikasikan suatu seruan terhadap keberanian bicara, kita perlu konsepsi dewasa ini, segala usaha yg bisa kita lakukan harus dikerahkan, untuk bisa belajar dan memahami persoalan-persoalan dewasa ini. Masalah ketidakmengertian ini adalah masalah semua kaum intelektual termasuk aku didalamnya.
Baik dia adalah seorang intelektual yg menyebut dirinya nasionalis, agamis, sosialis bahkan komunis...
kapankah tiba masanya disaat kita semua mampu berdiri berdampingan, berjuang bersama-sama untuk melanjutkan cita-cita perjuangan para pahlawan kemerdekaan?
setidaknya dalam kapasitas apapun yg kita bisa, termasuk sebagai seorang mahasiswa, yg masih luhur menjaga IDEALISMEnya!
*HIDUP RAKYAT INDONESIA! HIDUP MAHASISWA!!!



@Granada, Semarang












Tidak ada komentar:

Posting Komentar